Kesehatan Gigi dan Mulut

Materi Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut
Materi Penyuluhan dengan sasaran Ibu Hamil
1.Pengertian Menggosok gigi
Menggosok gigi adalah cara yang dikenal umum oleh masyarakat untuk menjaga kebershan gigi dan mulut dengan maksud agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut. Menurut Manson dan Elley (1993), menyikat gigi sebaiknya dilakukan dengan cara sistematis supaya tidak ada gigi yang terlampaui, yaitu mulai dari posterior ke anterior dan berakhir pada bagian posterior sisi lainnya.

 2.Prinsip-prinsip menggosok gigi 

a.Pegangan sikat harus dipegang dengan kuat tetapi jangan terlalu kuat karena akan melelahkan tangan dan pergelangan tangan. 
b.Hindari pandangan ke bawah bidang
c.Metode menggosok gigi yang benar harus dianjurkan tegantung pertumbuhan gigi dan keadaan gigi d.Dianjurkan untuk menggunakan jenis sikat gigi yang lembut, pertengahan atau keras (sikat gigi lembut bulunya berdiameter 0,2 mm, pertengahan 0,3mm, dank eras 0,4mm) tergantung keadaan gusi.
e. Keefektifan dalam menggosok gigi juga tergantung pada sikat 

3.Cara Menggosok Gigi Yang Baik dan Benar, menggosok gigi dengan prinsip 3T 3T yaitu Tekun Teliti Teratur

  1. Tekun : Dalam menggosok gigi tidak boleh terburu-buru. 
  2. Teliti : Dalam menggosok gigi harus teliti menjangkau pada semua permukaan gigi.
  3. Teratur : Dalam menggosok gigi harus teratur minimal 2 kali sehari yaitu setelah sarapan pagi dan sebelum tidur malam.



4.Penyakit gigi dan mulut

1)Karies Gigi 
Karies gigi adalah salah satu keluhan umum pada gigi. Ini terjadi akibat adanya penumpukan plak, yaitu bakteri atau kotoran yang menempel dan hidup di dalam rongga mulut akibat sisa makanan pada gigi. Pada infeksi ini, bakteri yang berperan adalah Streptococcus mutans dan Lactobacillus. Gejala khas karies gigi adalah gigi sensitif, sakit gigi, munculnya lubang pada gigi, nyeri saat makan, dan timbulnya bercak putih, cokelat, atau kehitaman pada gigi. Jika dibiarkan, infeksi ini bisa menyebabkan nyeri, gigi berlubang, bahkan kerontokan gigi.





2)Gingivitis (Radang Gusi)

Radang gusi adalah peradangan (inflamasi) yang terjadi pada gusi. Sama seperti karies gigi, radang gusi juga disebabkan oleh penumpukan plak pada gigi. Infeksi ini menyebabkan gusi meradang (merah dan bengkak) dan membuat gusi rentan berdarah saat kamu menyikat gigi. Meskipun mudah teriritasi, pada infeksi ini, gigi masih tertanam kuat dan tidak ada kerusakan tulang atau jaringan. Namun jika dibiarkan, infeksi ini bisa meluas dan memengaruhi jaringan, gigi, serta tulang yang mengarah pada penyakit gusi (periodontitis).

3)Calculus (Karang Gigi)
Karang gigi merupakan lapisan keras yang terbentuk karena proses kalsifikasi dari plak gigi. Karang gigi terbentu dari kalsium fosfat yang menempel di permukaan gigi dan permukaan tambalan. Permukaan karang gigi dilapisi oleh plak gigi yang belum mengeras. Dalam dunia medis, kondisi ini dikenal juga dengan nama kalkulus atau tartar. Karang gigi terbagi menjadi dua jenis, yaitu:  Karang gigi supragingival. Biasanya muncul mulai dari garis gusi sampai permukaan area kunyah gigi. Karang gigi ini pada umumnya berwarna putih kekuningan, yang bisa berubah sesuai dengan kondisi dan kebiasaan orang yang memilikinya. Misalnya, bila orang tersebut sering minum kopi atau teh, maka karang gigi bisa berubah menjadi berwarna kecokelatan. Tekstur karang gigi supragingival menyerupai tanah liat dan mudah terlepas dari permukaan gigi. Karang gigi bisa muncul hanya pada satu gigi atau beberapa gigi sekaligus. Bahkan karang gigi juga bisa muncul pada semua gigi  Karang gigi subgingival. Karang gigi ini terletak mulai dari garis gusi dan masuk ke dalam gusi ke arah akar gigi. Karena letaknya di bawah gusi, karang gigi ini sering kali tidak terlihat dan kerap terabaikan pada saat pemeriksaan gigi rutin. Karang gigi subgingival biasanya berwarna cokelat atau hijau kehitaman karena bercampur dengan darah. Teksturnya sangat keras, padat, dan melekat sangat erat di permukaan gigi. Baik karang gigi baik subgingival dan supragingival, keduanya memiliki tekstur berongga. Hal ini membuat karang gigi dapat menyerap racun hasil bakteri yang bisa merusak jaringan penyangga gigi di bawahnya (periodontal). 

5. Cara Memelihara Kesehatan Gigi dan Mulut

1) Diet Makanan 
 Pencegahan gigi berlubang dapat kita mulai dari makanan yang kita konsumsi. Banyak dari masyarakat kita yang suka mengkonsumsi makanan manis dan lengket. Sebenarnya mengkonsumsi makanan manis dan lengket bukan tidak diperbolehkan atau dilarang namun minimal setelah mengkonsumsi makanan manis dan lengket dapat langsung berkumur-kumur dengan air putih, menggosok gigi setelah itu lebih di sarankan. Makanan yang manis dan lengket yang menempel di perrmukaan gigi sejalan dengan berjalannya waktu, saliva, dan bakteri akan terurai menjadi asam dan akan melarutkan jaringan gigi. Apabila hal tersebut sudah terjadi maka akan menyebabkan gigi berlubang (karies). Dengan berbagai gejala misalkan sakit atau ngilu saat makan dan minum air dingi atau panas, cekot-cekot pada saat malam hari dll. bahkan apabila hal tersebut di biarkan dapat memperparah penyakit dan tindakan perawatan akan lebih kompleks. Diet makanan dapat dilakuakan dengan cara makan makanan yang mengandung serat,buah-buahan, dan sayuran. Makanan yang berserat secara tidak langsung dapat membersihkan sisa makanan yang masih menempel pada gigi. 
2) Menggosok Gigi 
  Dalam menggosok gigi hal yang harus diperhatikan adalah jangan sampai merusak stuktur gigi. Karena waktu dan tehnik menggosok gigi yang tidak tepat pun dapat mempengaruhi tingkat kebersihan gigi. Waktu yang tepat untuk menggosok gigi adalah pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur dengan tehnik roll dan horizontal. 
3) Penambalan 
   Penambalan pada gigi sebaiknya dilakukan sedini mungkin tanpa harus menunggu rasa sakit yang timbul.
4) Pencabutan Gigi 
    Pencabutan pada gigi dilakukan apabila keadaan gigi sudah tidak dapat di pertahankan dan apabila gigi tesebut menyebabkan infeksi pada jaringan lainya. Misalkan gigi yang sudah mati (gangren). 
5) Kontrol ke Klinik Gigi Minimal 6 Bulan Sekali. 
  Kontrol tiap enam bulan dilakuakan meskipun tidak ada keluhan. Hal ini dilakukan untuk memeriksa apakah terdapat gigi lain yang berlubang selain yang telah ditambal, sehingga dapat dilakukan perawatan sedini mungkin. Selain itu juga untuk melihat, apakah telah terdapat kembali karang gigi dan kelainan-kelainan lainnya yang mungkin ada.
Materi ini dikerjakan oleh saya sebagai mahasiswa Diploma IV Terapis Gigi dan Mulut, untuk melihat biografi lengkap saya dapat dilihat di halaman tentang saya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar